Saturday, March 24, 2007

Explorasi sex bukti tidak kreatif

Tidak bisa disangkal, sex merupakan daya tarik yang memiliki kekuatan sangat tinggi. Bagaimana tidak karena itu memang kebutuhan dasar manusia untuk melanjutkan keturunan. Oleh karena itu oleh para pemasar, sex dijadikan alat untuk menarik perhatian orang. Lihat saja, iklan, film, sinetron, dan berbagai hal lainnya sering kali menggunakan sex sebagai "bumbu utama" agar lebih menarik.

Tetapi, kita sebagai umat beragama, tentu ada batasan dalam mengeksporasi sex. Dalam agama, terutama Islam yang saya tahu, sangat membatasi kita dalam mengeksplorasi sex. Saya tidak akan berdebat mengapa harus dibatasi, bagi saya jika sudah diperintahkan oleh agama, maka kita tidak bisa menawarnya lagi. Lalu, mengapa sex masih saja digunakan sebagai daya tarik, padahal mayoritas rakyat Indonesia itu adalah umat Islam?

Salah satu jawabannya ialah karena mereka kurang kreatif, mereka sudah kehabisan akal dalam mencari cara lain yang bisa digunakan sebagai daya tarik. Mereka yang kehabisan akal ini seharusnya belajar lagi tentang kreativitas, karena bukan hanya sex yang bisa menarik orang.

Mau tidak?

2 comments:

ICS development said...

Islam tidak membatasi eksplorasi sexual. Anda harus membahagiakan pasangan anda secara sexual, sehingga anda harus mengetahui apa yang disukai pasangan anda pada saat melakukan hubungan intim dengan anda.
Islam menunjukan bagaimana hubungan antar dua orang yang berlawanan jenis secara terhormat.
Explorasi sexual adalah penting untuk kita lebih mengenal gender kita masing-masing. Semakin kita mengetahui mengenai sexualitas kita , semakin kita mengakui kekuasaan Allah swt. Jadi saya tidak setuju dengan mengatakan Islam menghambat explorasi sexual kita.
Sebetulnya, dengan kita memahami sexualitas kita, semakin kita mengerti batasan-batasan dan bahaya yang akan terjadi dengan mengumbar nafsu. ( Orang yang memiliki pengetahuan lebih kuat fondasinya daripada hanya mengikuti dengan taklid ).

Titus

zainal blog said...

Kreativitas sangat penting untuk meningkatkan manfaat dari daya cipta itu sendiri.Namun, pada saat kreativitas itu mencemari azas kejujuran,hati nurani dan aturan-aturan yang berlaku maka semua itu tidak dapat dikotegorikan kratif.(zainumuri.blogspot.com)